Senin, 05 Oktober 2009

Ekonomika Internasional : Kebijakan terhadap Supply Daging Sapi

haloo,,

sekarang posting tugas ekonomika internasional yang di ajar Bu Deni...
aseeeekkk,,
(( salah satu dosen panutan saya...))
hahahaha....


i love you full buu..

=D



Masalah
Daging merupakan bahan makanan yang termasuk empat sehat lima sempurna. Konsumsi daging juga menjadi ukuran standar kehidupan masyarakat di suatu negara atau wilayah.
Di Indonesia, konsumsi daging masih kurang dari standar yang ideal karena harga daging yang cukup mahal. Akhir-akhir ini terjadi kelebihan permintaan akan daging sapi. Dengan tingkat supply yang tidak bisa ditingkatkan dalam waktu yang singkat, harga daging akan terus naik untuk mencapai keseimbangan.

Solusi
Dalam rangka memenuhi permintaan daging sapi di Indonesia yang besar sedangkan tingkat supply masih kurang dari jumlah permintaan, diperlukan beberapa kebijakan untuk mengatasi excess demand tersebut.
Masalah kekurangan supply daging sapi ini merupakan masalah yang perlu diselesaikan dalam waktu singkat. Pemerintah harus menjaga harga daging sapi agar tidak terus naik. Harga yang terus naik akan membuat banyak orang tidak bisa lagi mengonsumsi daging sapi dan inflasi juga akan meningkat. Maka dari itu, jalan yang efektif adalah dengan mengimpor daging sapi. Saat harga daging sudah turun, produsen daging sapi (peternak) akan merasa tidak senang. Yang perlu dilakukan lagi adalah membuat kebijakan lanjutan jangka pendek yang bisa menjadi pengganti profit peternak sapi sebelum ada impor sapi. Pengganti ini tidak harus selalu dalam bentuk dana, bisa saja dana ini dikonversi menjadi subsidi untuk kebutuhan pokok. Misalnya, peternak sapi mendapat jatah sembako atau BBM. Jika bantuan diberikan untuk meringankan operasional usaha ternak sapi mereka, hal tersebut dirasa kurang efektif. Peternak sapi di Indonesia kebanyakan masih belum modern, sehingga cara mereka beternak masih berbiaya rendah. Menutupi biaya yang memang sudah rendah ini, tidak akan banyak membantu para peternak.
Seperti yang diketahui, peternakan di Indonesia masih dikelola secara tradisional. Masih jarang peternakan yang dikelola secara profesional dalam skala yang sangat besar. Dalam jangka panjang hal inilah yang perlu dilakukan, modernisasi peternakan di Indonesia. Modernisasi perlu dilakukan agar kehidupan para peternak lebih sejahtera.
Peternak di Indonesia umumnya bergerak di tingkat usaha keluarga. Untuk melakukan modernisasi yang efektif dan efisien, perlu tingkat yang lebih tinggi. Sapi-sapi yang diternakkan harus dalam jumlah besar. Untuk melakukan hal ini, bisa dengan mengumpulkan hewan ternak sampai tingkat KUD. Ternak ini kemudian dikelola bersama-sama secara profesional. Pada level ini, pengorganisasian ternak akan lebih mudah. Riset bisa dilakukan dengan baik pada skala yang besar seperti saat ini terjadi. Bisa juga, pengelolaan diserahkan pada pihak yang ahli pada bidang peternakan
Agar para peternak tidak merasa hasil jerih payahnya hilang, ternak yang mereka berikan ke KUD dianggap sebagai saham. Jadi, para peternak pasti tetap akan mendapat hasil dari usaha tersebut. Selain itu, mereka juga bisa menjadi karyawan di perusahaan peternakan tersebut. Para peternak akan mendapat keuntungan lebih banyak sebagai pemilik dan karyawan peternakan tersebut.

1 komentar:

Wanda hamidah mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.